Memang manusia setua apapun alaj menjadi anak-anak remaja yang resah akan masa depan mereka. Terlebih lagi, jika yang mereka hadapi hari ini berbeda dengan apa yang dulu pernah mereka bayangkan. Membayangkan jika sudah besar dan cukup umur akan memiliki kerjaan yang bagus dan diumur ke 25 akan segera menikah dan punya anak. Tapi justru yang ada saat ini malah kita tak tahu apa yang sedang terjadi dan akan terjadi kelak. Mungkin beberapa orang tidak mengalami apa yang saya tulis ini, tapi setiap orang pasti akan menghadapi kekhawatiran akan masa yang akan datang.
Kekhawatiran ini merupakan salah satu dari mental health issues yang jarang tersorot karena kebanyakan hanya berfokus pada QLC saja. Padahal di usia berapapun manusia akan tetap merasa khawatir akan hidupnya apalagi kehidupan di masa depannya.
Kekhawatiran seperti itu wajar bila tidak berlebihan, yang menjadi masalah adalah ketika rasa khawatir tersebut membuat hari-hari yang dijalani terasa berat, seakan hari ini hanya hari-hari kemarin yang terbuang begitu saja. Rasa khawatir ini muncul dari diri sendiri akibatnya banyak ada yang membandingkan dengan hidup orang lain ataupun kehidupan yang tak sesuai ekspektasi.
Apa yang perlu dilakukan?
bercerita ke pakarnya jika memang akut atau perlu rehabilitasi, obat-obatan dan semacamnya akan dapat dibantu dengan lebih meyakinkan. Tujuannya hanya untuk membuat perasaan tidak nyaman dalam diri menjadi lebih nyaman. Bila perlu untuk dijadwalkan bimbingan setiap berapa minggu mingg mencegah rasa khawatir yang berlebihan.
Selain itu mungkin dukungan orang sekitar sangat perlu untuk memotivasi diri yang dikuasai rasa khawatir. Apalagi support dari orang-orang terdekat seperti keluarga inti (orang tua, kakak, adik). Justru dari keluarga inilah jika tak ada support yang ada malah tuntutan terus menerus rasa khawatir akan menjadi sangat kuat (ini di luar faktor dari dalam diri sendiri).
Oleh karena itu jika kalian melihat keluarga kalian atau bahkan teman dekat kalian merasa kekhawatiran ini tolong untuk dibantu. Cukup dengan mendengarkan tanpa perlu menceramahi atau menggurui dan apabila kalian tidak sanggup saran saya temani dia ke pakarnya seperti psikolog atau juga psikiater.
Saya sendiri juga merasa khawatir kadang-kadang tapu dengan mengalihkan tujuan dan mencari kegiatan yang disukai rasa khawatir tersebut tidak menjadi momok yang menakutkan.
itu saja seperti nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar