Sabtu, 27 Agustus 2016

Kicauan Tengah Malam : Kegelisahan

Halo teman-teman.
Akhir-akhir ini saya jadi lebih sering memposting sesuatu, tapi kali ini postingan saya tidak lebih dari sekedar omongan ga jelas. Apa yang bisa diomongkan malam ini? mungkin saya juga tidak tahu, tapi mari mencoba menemukan topik

Apa yang harus saya bicarakan? apakah tentang sosial? kesehatan? atau hal-hal yang berbau negara?.
Saya rasa, saya kurang mengerti akan hal tersebut. Saya lebih memfokuskan kepada apa yang sebenarnya saya coba utarakan kepada teman-teman sekalian. Seberapa pentingkah pembahasan saya dan selucu atau seatraktif apa tulisan yang dapat teman-teman anggap itu adalah saya. Mungkin dikarenakan blog ini masih baru jadi saya (penulis) belum banyak dapat kritikan dan saya juga masih baru membuat tulisan. Namun saya sudah bertanya keteman terdekat tentang penulisan saya, ada yang mengucapkan bahwa masih kaku, tulisan ini tidak mencerminkan saya, dan ada yang menyanjung bagus.

Saya akan memberi sedikit jawaban atas tanggapan-tanggapan itu. Sebelumnya saya berterima kasih atas respon yang diberikan, namun sejauh ini saya masih menikmati gaya penulisan seperti ini. Semoga kedepannya tulisan saya dapat membaik dan menjadi cerminan akan saya sebagai saya sendiri ditulisan, bukan karena ingin terlihat bagus atau keren, tapi memang saya sedang melakukan kenyamanan akan menulis.  

Bonus quote yaaa.

Tulislah walau tidak jelas, karena yang penting adalah menulisnya, konten belakangan saja (quote)


*Bonus curhatan lagiiii;

"Berpikir lebih dalam akan suatu masalah hanya akan memuncul kan 2 jawaban, bertambah kalutnya masalah itu dan makin stressnya si pemikir. Untuk urusan berpikir ini, mungkin dibutuhkan seseorang yang pandai berpikir. Namun tidak menutup kemungkinan orang biasa mampu berpikir lebih efisien daripada orang yang biasa berpikir." -Dikky Yuniansyah


Sekian

1 komentar:

  1. kalau sama yang ini setuju bangt sih sit. Terkadang gaya penulisan itu ga sama dengan gaya keseharian.

    Sudah nyaman dibaca menurutku, mungkin karena sejatinya kamu punya jiwa jiwa sastra juga jadi bahasanya agak "gak kayak kamu biasanya" sit.

    BalasHapus